Senin, 06 Mei 2013

Hogwarts Education (edisi 1)









Tari Tanggai



PENARI, BUSANA / TATA RIAS, DAN PROPERTI TARI TANGGAI
A.      Penari
                Tari Tanggai pada umumnya di bawakan para gadis remaja., Namun pada saat sekarang ini dikota Palembang Tari tanggai sudah dibwakan oleh anak anak, jadi tidak hanya gadis remaja  saja yang menarikan nya. Pada dasarnya Tari Tanggai merupakan tari kelompok, tetapi pelaksanaannya pada masa sekarang selalu melihat kondisi tempat, kepentingan adalah jumlah penari selalu ganjil.

B.      Busana / Tata Rias
Membahas tentang pakaian adat Palembang, maka kita tidak dapat melepaska hubungannya Dengan kebudayaan dan sejarah Palembang. Palembang disni adalah suatu kota di mana dalam sejarahmya pernah menjadi pusat kebudayaan, social, ekonomi, da n politik kesultanan Palembang Darusslam pada kurun waktu abad ke 16 sampai ddengan abad ke 19 paruh pertama.
Sebuah catatan mengenai pakaian kesultanan Palembang Darussalam, dibuat oleh seorang perwira belanda yaitu Mayor W.L.deSturler. kaerena de Sturler tidak memahami tentang adat istiadat Palembang, maka laporan nya sebatas yang dilihat saja. Menurutnya di Palembang terdapat dua macam cara orang berpakain. Yang pertama adalah cara berpakain kelompok bangsawan dan yang kedua yaitu dari kelompok rakyat biasa : “Orang orang terkemuka dengan segala keindahan, bahan nya terbuat dari sutra yang mahal baik dari luar negeri maupun local.Pakaian biasa mereka terdiri dari vest( rompi ) putih dari katun dan bagian luar adalah wambuis ( jas pendek – baju jas terbuka) dari sutra yang kadang kadang di sulam dengan benang emas. Kancingnya pada kedua sisi terbuat dari emas, Sedangkan untuk raja dilengkapi dengan berlian. Celananya terbuat dari bahan sutera local, tergantung sampai kebawah lutut, biasanya di sulam dengan sutra atau dengan benang emas. Diatas celana ada sarong dari sutra. Dipinggang terikat ikat pinggang dari kulit, di man bagian kepalanya terbuat dari lempengan logam / perak yang di ukir ( pen : badong ). Sebagai tutup kepala di pakai kapje ( tutup kepala ) dari kartu atau jerami dengan sulaman dari emas, menutupi kepala yang di cukur. ( pen : tutup kepala di disini adalah tanjak atau juga koplah ). Alas kaki nya seperti orang arab yaitu sandal.
Raja memakai pakaian yang hampi sama dengan pembesar kerajaan, tetapi bahan nya  lebih mahal.
Pada kelas bawah, pakaian nyasederhana dan terdiri dari wambuis dan laken / kabahaie ( tabard / pakaian panjang ) terbuat dari katun bermotif kembang, ddengan celana terbuat dari bahan katun kasar yang bermotif garis garis, atau juga dengan sarung melilit pinggang. Dengan di kepala memaki selembar destar berada lebih tinggi di atas kepala dari pada yang di pakai orang jawa, karena destar ini sampai menutupi telinga. Mereka tidak memakai alas kaki.
Sebagai pelengkap pakaian tersebut adalah keris. Keris bagi para bangsawan dan pembesar keratin keris di pakai di pinggang bagian depan dengan terikat ikat  pinggang. Sedangkan pada rakyat biasa, untuk memberikan penghormatan pada atasan nya, keris di letak kan di belakangdi bagian punggung. Mata kering berbentuk lurus  / berlekuk lekuk ( pen : luk ). Kedua matanya sangaat tajam begitu juga ddengan ujung nya. Hulu keri terbuat dari gigi ikan ( monodon monoceros ), kecuali daing yang dipakai, disni di anggap tidak murni, sednagkan sarung keris terbuat dari kayu berlapis suasa. Kecuali pada rakyat biasa tidak berlapi apa apa. Gagang atau hulu keris diukir dengan bagus, biasanya berbentuk Egiptische Isis ( pen : dewa Isis dari mesir, kepala burung dengan bdan manusia, disebut sebagai jawa Demam )

KAIN SONGKET PALEMBANG
                Kain songket Palembang adalah kain adat tradisi palembang. Pengertian songket itu dari kosa kata melayu, menurut grace I. Selcanayagam.
                The term “songket” come from  the malay word menyongket, to embroider woth gold or silver treads.Sebetulnya yang lebih tepat pengertian songket adalah bukan hanya embroider tapi juga adalah woven ( merajut/menenun ). Produk songket ini sebenarnya sudah lama sekali ada di Palembang. Kemungkinan songket ini telah ada pada zaman sriwijaya, barangkali besar kemungkinannya, karena ada beberapa penulis yang meyakininya. Bukti itu dapat dilihat pada pakaian arca arca  di komplerks percandian tanah abang, kabupaten muara enim, Sumatra Selatan. Candi di tanah abang ini diperkirakan didirikan pada abad ke 13 dan 14, merupakan candi hindu. Akan tetapi pada temuan terbaru ( bulan September 2001 ), dijumpai beberapa arca budha, sehingga berkemungkinan candi ini telah ada di zaman sriwijaya.

SIAPA SAJA YANG BERHAK MEMAKAI KAIN SONGKET ?
                Dapat di pahami bahwa pada kesultanan Palembang, yang berhak memakai kain buatan wanita wanita kaum bangsawan adalah golongan bangsawan itu sendiri. Siapa pemakainya pun di tentukan oleh corak dan warna songket tersebut serta kedudukannya di dalam keratin.Di dalam dokumen keraton pada tahun 1792 merupakan list the marks of dignity at court, specifying the color, design and material of clothing. Selain ditentukan siapa saja yang berhak memakai jenis warna dan kwalitas pakaian termasuk songketnya, juga diatur kapan dan di mana pakaian tersebut digunakan.
                Selain itu songket juga merupakan barang pemberian yang berharga untuk pemberian dalam adat perkawinan. Contohnya adalah antara lain ejukan tertinggi nialainya adalah adat berangkat tiga turun yang teridiri dari :
    a.       Mas kawin

    b.      Seturun pertama berisi :
    -          Selembar selendang songket lepus
    -          Baju kurung songket tabor
    -          Selembar kain songket pulir

    c.       Seturun kedua berisi :
    -          Selembar selndang teretes mider
    -          Baju kurung angina
    -          Selemabr kain songket cukitan
    d.      Seturun ketiga berisi
    -          Selembar selendang jando
    -          Baju kurungbludru giwang
    -          Kain songket bungo inten kembang patra beras

    e.      Duit timbang pengantin sebanyak banyaknya 1/3 atau 1/10 dari jumlah emas kawin
    f.        Duit timbang tamat mengaji, sebanyak jumlah uang diberikan pada guru mengaji
    g.       Pengiringnya terdiri dari : uang sebnyak Rp. 40,- dan manggis dari kertas sebanyak 24 buah
    h.      Dua lembar kain panjang untuk dodot.

Selain enjukan yang berkwalifikasi sangat tinggi nialainya, tentu ada enjukan yang berkwalifikasi menengah adat berangkat adat mudo, atau pun enjukan yang bersifat sederhana seperti adat tebas . Bahkan bersifat apa saja asal perkawinan terjadi, yang dikenal adat buntel kadut.

ISTILAH DAN MOTIF SONGKET
                Tehnik dan jenis serta kwalitas kain yang di tenun mempunyai istilahtersendiri, yaitu dikenal dengan songket limar dan lepus. Yang di maksud dengan lepus adalah kain songket yang sepenuh kaunnya dengan cukitan ( sulaman  ) benang emas. Sedangkan limar adalah kain songket yang menurut sejarahwan dan budayawan inggris, R.O.Windstedt yang menekunu idup di nusantara pada zaman colonial, yaitu : Its coluors  are a rich bleand of reds, yellow and greens, the shape of the pattem, if closely inspected, bearing a distinc resemblance to the “lime” ( limau ) form wich it has acquired ats name.
                Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul  karena bnyaknya bulatan – bulatan kecil dan percikan – percikan yang berbentuk motif yang menyerupai tetesan air jeruk yang diperas.
                Tumpul atau kepala kain, merupakan bagian kain yang berada di bagian tengah bentang kain, sedangkan selendang, berada di tumpal kanan dan kiri. Rumpak ( Bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak penuh seperti songket pada wanita.

MOTIF KAIN SONGKET
      Motif songket amat beragam, apalagi apalagi disat ini kreasi kreasi para pengrajin sngat imajinative. Akan tetapi motif songket utama adalah :
-          Bunga intan
-          Tretes mider
-          Pulir biru
-          Janda beraes
-          Bunga cina
-          Bunga paciek

PAKAIAN ADAT PENGANTIN
    Pakaian adat pengantin Palembang terdapat dikotomi, yaitu adat pengantin yang dipakai kalangan keraton dan dikenakan di luar keraton. Untuk kalangan kraton dan bangsawan memakai hiasan yang disebut Aesan gedesedangkan diluar keraton dikenakan aesan pak songkong / aesan selendang mentri.
     Tata busana yang digunakan dalam pertunjukan tari tanggai ada empat macam yaitu :
a.       Aesan gede :
-          Sewet songket                         -     suri / sisir
-          Kemben songket                      -     kalung kebo munggah
-          Kasuhun                                        ( tapak jojo )
-          Sumping                                  -     teratai
-          Sundur                                    -     selempang
-          Cempako                                 -     pending
-          Galung malang                         -     kembang urai
-          Kecak bahu                             -     gelang sempuru
-          Gelang kano                            -     gelang jepang

b.      Selendang mantra ( Aesan Gandik ) :
-          Gandik                                     -     teratai
-          Sumping                                   -     kalung kebo munggah
-          Galung malang                                ( tapak jojo )
-          Sundur                                     -     Gelang kano
-          suri / sisir                                  -     gelang jepang
-          Sewet songket                           -     gelang sempuru
-          Selempang                                -     kemben songket

c.       Aesan pak songkong :
-          Sewet Songket                         -     Selempang
-          Baju Kurung Beludru               -     Gelang Gepeng
       Bertabur                                 -     Gelang Sempuru
-          Taratai                                    -     Suri/ sisir
-          Gelang                                    -    Cempako
-          Pak Sangkong                         -    Sundur
-          Sumping                                 -    Bunga urai
-          Kelapo Setandan                      -    Kalung Kebo Munggah
-          Gelung Malang                              (Tapak Jojo)

d.      Aesan dodot terdiri dari :
-          Sewet Songket                         -     Gelang Sempuru
-          Kemben Songket                      -     Gelang Kano
-          Teratai                                     -     Cempako
-          Selempang                               -     Sumping
-          Gelang Gepeng                        -     Sundur
-          Gelung Malang                         -     Bunga Urai
-          Pending                                   -     Kalung Kebo Munggah (Tapak Jojo)


C.      Properti
Properti (alat) yang digunakan dalam Tari Tanggai adalah Tanggai, sebagai pengukuh dasar atau pemanis jari. Tanggai adalah alat yang digunakan/dipasang pada ujung jari tangan para penari, agar kelihatan lebih manis dan lentik.
Disamping property tanggai, dalam tari tanggai digunakan juga tepak. Tepak melambangkan abdi penghormatan (sebagai lambing kehormatan pada tamu), alat tersebut digunakan sebagai wadah/ tempat segala ramuan dan perlengkapan memakan sirih.

FUNGSI TARI TANGGAI
A.      Fungsi Tari Tanggai dalam Upacara Adat Perkawinan
Adapun fungsi dari Tanggai yang digunakan dalam pesta perkawinan sebagai berikut :
v  Sebagai Lambang Kehormatan
v  Sebagai Hiburan
v  Sebagai Sarana Upacara
v  Sebagai Legitimasi
v  Sebagai Alat Pendidikan

B.      Fungsi Tari Tanggai dalm Upacara Adat Penyambutan Tamu Kehormatan
v  Sebagai Lambang/ Simbol Kehormatan
v  Sebagai Hiburan
v  Sebagai Alat Pendidikan



URUTAN GERAK DALAM TARI TANGGAI
-          Gerak masuk posisi sembah
-          Borobudur hormat
-          Sembah berdiri
-          Jalan keset
-          Kecubung berdidi bawah kanan
-          Kecubung berdiri bawah kiri
-          Kecubung berdiri atas kanan
-          Kecubung berdiri atas kiri
-          Ulur benang duduk
-          Tutur sabda
-          Sembah duduk
-          Tabur bunga duduk kanan
-          Tabur bunga duduk kiri
-          Memohon duduk kanan
-          Memohon duduk kiri
-          Tafakur kanan
-          Tafakur kiri
-          Siguntang mahameru kanan
-          Siguntang mehameru kiri
-          Kecibung duduk kanan
-          Kecubung duduk kiri
-          Stupa kanan
-          Stupa kiri
-          Mendengar duduk kanan
-          Mendengar duduk kiri
-          Borobudur duduk
-          Ulur benang berdiri
-          Elang terbang berdiri
-          Tolak bala berdiri kanan
-          Tolak bala berdiri kiri
-          Mendengar berdiri kanan
-          Mendengar berdiri kiri
-          Nyumping berdiri kanan
-          Nyumping berdiri kiri
-          Tumpang tali/ ulur benang berdiri kanan
-          Tumpang tali/ ulur benang berdiri kiri
-          Sembah berdiri
-          Borobudur hormat

Brave

Di Skotlandia, Raja Fergus dari Klan DunBroch menghadiahi putrinya, Merida, dengan sebuah busur pada ulang tahunnya. Saat berlatih, Merida bertemu dengan will-o'-the-wisp, makhluk mistis yang bisa menuntun manusia menuju takdirnya. Setelah itu, seekor beruang iblis raksasa, Mor'du, menyerang keluarganya. Merida lolos bersama ibunya, Ratu Elinor, sedangkan ayahnya, Fergus kehilangan kaki kirinya akibat perkelahian dengan beruang. Bertahun-tahun kemudian, Elinor melahirkan putra laki-laki kembar tiga identik dan Merida telah menjadi seorang remaja berjiwa bebas. Ibunya memberitahu padanya bahwa dia harus bertunangan dengan putra sulung dari salah satu kepala klan sekutu ayahnya. Ibunya menceritakan pada Merida sebuah legenda tentang seorang pangeran yang menghancurkan Kerajaannya sendiri, dan Elinor memperingatkan bahwa jika pernikahan ini gagal, maka hal itu dapat membahayakan Kerajaan. Meskipun sudah diperingatkan, Merida tetap saja tidak menginginkan pernikahan tersebut.

Ketiga Klan tiba dengan membawa putra sulung mereka masing-masing untuk bersaing di "pertandingan" dalam rangka memperebutkan sang putri. Selama pertandingan, Merida menyatakan bahwa dia juga memenuhi syarat untuk bersaing dengan tangannya sendiri karena dia juga merupakan anak sulung dari Klan DunBroch. Akibatnya, Elinor marah besar kepada Merida. Setelah merusak permadani keluarga, Merida melarikan diri ke hutan. Di sana, ia sekali lagi bertemu dengan will-o'-the-wisp, yang membawanya ke gubuk seorang penyihir tua yang pada awalnya berpura-pura menjadi pemahat kayu. Setelah melakukan tawar menawar, sang penyihir setuju untuk memberikan Merida mantra dalam bentuk sebuah kue supaya dia bisa mengubah ibunya.

Merida kembali ke istana dan memberikan kue yang telah dimantrai tersebut kepada Elinor sebagai tanda perdamaian. Ratu menggigitnya sepotong, namun rasanya tidak enak dan meninggalkan sisa kue tersebut di dapur. Setelah memakannya, ratu jatuh sakit dan berubah menjadi seekor beruang hitam besar, beruang yang sama yang dibenci oleh ayahnya. Menyadari bahwa kehidupan sang ratu sekarang dalam bahaya besar, Merida berusaha untuk menyembunyikan ibunya. Setelah membujuk saudara-saudaranya agar bersedia membantu mereka dalam upaya pelarian mereka, Merida dan Elinor berhasil kembali ke pondok penyihir namun tidak menemui siapapun disana. Sang penyihir itu meninggalkan petunjuk bahwa mantra tersebut akan permanen hingga fajar kedua. Dia juga meninggalkan teka-teki kepada Merida, mengatakan bahwa "takdir bisa dirubah" jika sang putri bisa "memperbaiki ikatan yang dirobek oleh keangkuhan." Merida dan ibunya perlahan mulai memperbaiki hubungan mereka selama perjalanan mereka untuk menemukan penangkal mantra, dan Merida juga mengamati bahwa mantra tersebut perlahan-lahan mulai menjadi permanen, Elinor sering kehilangan kontrol dan bertindak seperti beruang. Setelah sekali lagi bertemu dengan will-o'-the-wisp, keduanya mengikuti mereka ke reruntuhan kuno dan kemudian menemukan fakta bahwa Mor'du sebenarnya adalah pangeran dalam legenda yang diceritakan oleh Elinor kepada Merida, yang menerima mantra yang sama dari penyihir. Merida berteori bahwa dia bisa membalikkan mantra dengan memperbaiki permadani keluarganya.

Di istana, para klan yang sekarang bermusuhan berada di ambang perang, namun Merida berhasil mencegah pertumpahan darah dengan mengingatkan mereka tentang sejarah klan mereka yang terhormat dan heroik. Dia kemudian meminta mereka agar membiarkan anak-anak mereka untuk memilih sendiri siapa yang harus mereka cintai dan nikahi dalam pilihan mereka sendiri. Di tengah nuansa kebahagiaan, Merida kemudian menyelinap ke ruang permadani, namun Elinor kehilangan kontrol diri manusianya. Fergus menemukan kamar tidurnya rusak dan berpikir bahwa istrinya telah diserang. Ia menemukan Merida bersama Elinor di ruang permadani dan mengira bahwa Elinor adalah Mor'du, Fergus kemudian mengejarnya. Dengan bantuan saudara-saudaranya, yang telah berubah menjadi tiga ekor bayi beruang karena memakan kue sisa, Merida mengejar kawanan berburu ayahnya sambil menjahit permadani. Para anggota klan dan Fergus berhasil menangkap Elinor dan berniat untuk membunuhnya, namun berhasil dicegah oleh Merida. Elinor kemudian terlibat perkelahian dengan Mord'u yang tiba-tiba muncul, berusaha untuk melindungi Merida. Elinor berhasil memikatnya ke bawah menhir yang kemudian runtuh menimpa Mord'u, akhirnya melepaskan roh pangeran kuno dari kutukan.

Saat fajar muncul, Merida menyelimuti Elinor dengan permadani yang telah dijahitnya, namun tidak terjadi apa-apa. Setelah mengungkapkan rasa cintanya kepada ibunya, yang merupakan makna sebenarnya dari teka-teki penyihir, ibunya berubah kembali menjadi manusia, bersamaan dengan adik kembar tiganya, dan keluarga itu akhirnya bersatu kembali. Beberapa hari kemudian, ketiga klan ingin berangkat ke kerajaan mereka masing-masing dan Merida serta Elinor menunggangi kuda mereka bersama-sama.