PENARI,
BUSANA / TATA RIAS, DAN PROPERTI TARI TANGGAI
A. Penari
Tari
Tanggai pada umumnya di bawakan para gadis remaja., Namun pada saat sekarang
ini dikota Palembang Tari tanggai sudah dibwakan oleh anak anak, jadi tidak
hanya gadis remaja saja yang menarikan
nya. Pada dasarnya Tari Tanggai merupakan tari kelompok, tetapi pelaksanaannya
pada masa sekarang selalu melihat kondisi tempat, kepentingan adalah jumlah
penari selalu ganjil.
B. Busana / Tata Rias
Membahas tentang
pakaian adat Palembang, maka kita tidak dapat melepaska hubungannya Dengan
kebudayaan dan sejarah Palembang. Palembang disni adalah suatu kota di mana
dalam sejarahmya pernah menjadi pusat kebudayaan, social, ekonomi, da n politik
kesultanan Palembang Darusslam pada kurun waktu abad ke 16 sampai ddengan abad
ke 19 paruh pertama.
Sebuah catatan
mengenai pakaian kesultanan Palembang Darussalam, dibuat oleh seorang perwira
belanda yaitu Mayor W.L.deSturler. kaerena de Sturler tidak memahami tentang
adat istiadat Palembang, maka laporan nya sebatas yang dilihat saja. Menurutnya
di Palembang terdapat dua macam cara orang berpakain. Yang pertama adalah cara
berpakain kelompok bangsawan dan yang kedua yaitu dari kelompok rakyat biasa :
“Orang orang terkemuka dengan segala keindahan, bahan nya terbuat dari sutra
yang mahal baik dari luar negeri maupun local.Pakaian biasa mereka terdiri dari
vest( rompi ) putih dari katun dan bagian luar adalah wambuis ( jas pendek –
baju jas terbuka) dari sutra yang kadang kadang di sulam dengan benang emas.
Kancingnya pada kedua sisi terbuat dari emas, Sedangkan untuk raja dilengkapi
dengan berlian. Celananya terbuat dari bahan sutera local, tergantung sampai
kebawah lutut, biasanya di sulam dengan sutra atau dengan benang emas. Diatas
celana ada sarong dari sutra. Dipinggang terikat ikat pinggang dari kulit, di
man bagian kepalanya terbuat dari lempengan logam / perak yang di ukir ( pen :
badong ). Sebagai tutup kepala di pakai kapje ( tutup kepala ) dari kartu atau
jerami dengan sulaman dari emas, menutupi kepala yang di cukur. ( pen : tutup
kepala di disini adalah tanjak atau juga koplah ). Alas kaki nya seperti orang
arab yaitu sandal.
Raja memakai
pakaian yang hampi sama dengan pembesar kerajaan, tetapi bahan nya lebih mahal.
Pada kelas
bawah, pakaian nyasederhana dan terdiri dari wambuis dan laken / kabahaie (
tabard / pakaian panjang ) terbuat dari katun bermotif kembang, ddengan celana
terbuat dari bahan katun kasar yang bermotif garis garis, atau juga dengan
sarung melilit pinggang. Dengan di kepala memaki selembar destar berada lebih
tinggi di atas kepala dari pada yang di pakai orang jawa, karena destar ini
sampai menutupi telinga. Mereka tidak memakai alas kaki.
Sebagai
pelengkap pakaian tersebut adalah keris. Keris bagi para bangsawan dan pembesar
keratin keris di pakai di pinggang bagian depan dengan terikat ikat pinggang. Sedangkan pada rakyat biasa, untuk
memberikan penghormatan pada atasan nya, keris di letak kan di belakangdi
bagian punggung. Mata kering berbentuk lurus
/ berlekuk lekuk ( pen : luk ). Kedua matanya sangaat tajam begitu juga
ddengan ujung nya. Hulu keri terbuat dari gigi ikan ( monodon monoceros ),
kecuali daing yang dipakai, disni di anggap tidak murni, sednagkan sarung keris
terbuat dari kayu berlapis suasa. Kecuali pada rakyat biasa tidak berlapi apa
apa. Gagang atau hulu keris diukir dengan bagus, biasanya berbentuk Egiptische
Isis ( pen : dewa Isis dari mesir, kepala burung dengan bdan manusia, disebut
sebagai jawa Demam )
KAIN SONGKET
PALEMBANG
Kain songket
Palembang adalah kain adat tradisi palembang. Pengertian songket itu dari kosa
kata melayu, menurut grace I. Selcanayagam.
The
term “songket” come from the malay word menyongket, to embroider woth gold or
silver treads.Sebetulnya yang lebih tepat pengertian songket adalah bukan hanya
embroider tapi juga adalah woven ( merajut/menenun ). Produk songket ini
sebenarnya sudah lama sekali ada di Palembang. Kemungkinan songket ini telah
ada pada zaman sriwijaya, barangkali besar kemungkinannya, karena ada beberapa
penulis yang meyakininya. Bukti itu dapat dilihat pada pakaian arca arca di komplerks percandian tanah abang,
kabupaten muara enim, Sumatra Selatan. Candi di tanah abang ini diperkirakan didirikan
pada abad ke 13 dan 14, merupakan candi hindu. Akan tetapi pada temuan terbaru
( bulan September 2001 ), dijumpai beberapa arca budha, sehingga berkemungkinan
candi ini telah ada di zaman sriwijaya.
SIAPA SAJA YANG BERHAK MEMAKAI KAIN SONGKET ?
Dapat di
pahami bahwa pada kesultanan Palembang, yang berhak memakai kain buatan wanita
wanita kaum bangsawan adalah golongan bangsawan itu sendiri. Siapa pemakainya
pun di tentukan oleh corak dan warna songket tersebut serta kedudukannya di
dalam keratin.Di dalam dokumen keraton pada tahun 1792 merupakan list the marks
of dignity at court, specifying the color, design and material of clothing.
Selain ditentukan siapa saja yang berhak memakai jenis warna dan kwalitas
pakaian termasuk songketnya, juga diatur kapan dan di mana pakaian tersebut
digunakan.
Selain
itu songket juga merupakan barang pemberian yang berharga untuk pemberian dalam
adat perkawinan. Contohnya adalah antara lain ejukan tertinggi nialainya adalah
adat berangkat tiga turun yang teridiri dari :
a. Mas
kawin
b. Seturun
pertama berisi :
-
Selembar selendang songket lepus
-
Baju kurung songket tabor
-
Selembar kain songket pulir
c. Seturun
kedua berisi :
-
Selembar selndang teretes mider
-
Baju kurung angina
-
Selemabr kain songket cukitan
d. Seturun
ketiga berisi
-
Selembar selendang jando
-
Baju kurungbludru giwang
-
Kain songket bungo inten kembang patra beras
e. Duit
timbang pengantin sebanyak banyaknya 1/3 atau 1/10 dari jumlah emas kawin
f.
Duit timbang tamat mengaji, sebanyak jumlah uang
diberikan pada guru mengaji
g. Pengiringnya
terdiri dari : uang sebnyak Rp. 40,- dan manggis dari kertas sebanyak 24 buah
h. Dua
lembar kain panjang untuk dodot.
Selain enjukan
yang berkwalifikasi sangat tinggi nialainya, tentu ada enjukan yang
berkwalifikasi menengah adat berangkat adat mudo, atau pun enjukan yang
bersifat sederhana seperti adat tebas . Bahkan bersifat apa saja asal
perkawinan terjadi, yang dikenal adat buntel kadut.
ISTILAH DAN MOTIF SONGKET
Tehnik dan
jenis serta kwalitas kain yang di tenun mempunyai istilahtersendiri, yaitu
dikenal dengan songket limar dan lepus. Yang di maksud dengan lepus adalah kain
songket yang sepenuh kaunnya dengan cukitan ( sulaman ) benang emas. Sedangkan limar adalah kain
songket yang menurut sejarahwan dan budayawan inggris, R.O.Windstedt yang
menekunu idup di nusantara pada zaman colonial, yaitu : Its coluors are a rich bleand of reds, yellow and greens,
the shape of the pattem, if closely inspected, bearing a distinc resemblance to
the “lime” ( limau ) form wich it has acquired ats name.
Pendapat
lain percaya bahwa nama limar timbul
karena bnyaknya bulatan – bulatan kecil dan percikan – percikan yang
berbentuk motif yang menyerupai tetesan air jeruk yang diperas.
Tumpul
atau kepala kain, merupakan bagian kain yang berada di bagian tengah bentang
kain, sedangkan selendang, berada di tumpal kanan dan kiri. Rumpak ( Bumpak )
adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak penuh seperti
songket pada wanita.
MOTIF KAIN SONGKET
Motif
songket amat beragam, apalagi apalagi disat ini kreasi kreasi para pengrajin
sngat imajinative. Akan tetapi motif songket utama adalah :
-
Bunga intan
-
Tretes mider
-
Pulir biru
-
Janda beraes
-
Bunga cina
-
Bunga paciek
PAKAIAN ADAT PENGANTIN
Pakaian
adat pengantin Palembang terdapat dikotomi, yaitu adat pengantin yang dipakai
kalangan keraton dan dikenakan di luar keraton. Untuk kalangan kraton dan
bangsawan memakai hiasan yang disebut Aesan gedesedangkan diluar keraton
dikenakan aesan pak songkong / aesan selendang mentri.
Tata
busana yang digunakan dalam pertunjukan tari tanggai ada empat macam yaitu :
a. Aesan
gede :
-
Sewet songket - suri / sisir
-
Kemben songket - kalung kebo munggah
-
Kasuhun ( tapak jojo )
-
Sumping - teratai
-
Sundur - selempang
-
Cempako - pending
-
Galung malang - kembang urai
-
Kecak bahu - gelang sempuru
-
Gelang kano - gelang jepang
b. Selendang
mantra ( Aesan Gandik ) :
-
Gandik - teratai
-
Sumping - kalung kebo munggah
-
Galung malang ( tapak jojo )
-
Sundur - Gelang kano
-
suri / sisir - gelang jepang
-
Sewet songket - gelang sempuru
-
Selempang - kemben songket
c. Aesan
pak songkong :
-
Sewet Songket - Selempang
-
Baju Kurung Beludru - Gelang
Gepeng
Bertabur - Gelang Sempuru
-
Taratai - Suri/ sisir
-
Gelang - Cempako
-
Pak Sangkong - Sundur
-
Sumping - Bunga urai
-
Kelapo Setandan - Kalung Kebo Munggah
-
Gelung Malang (Tapak Jojo)
d. Aesan
dodot terdiri dari :
-
Sewet Songket - Gelang Sempuru
-
Kemben Songket - Gelang Kano
-
Teratai - Cempako
-
Selempang - Sumping
-
Gelang Gepeng - Sundur
-
Gelung Malang - Bunga Urai
-
Pending - Kalung Kebo Munggah (Tapak Jojo)
C. Properti
Properti (alat)
yang digunakan dalam Tari Tanggai adalah Tanggai, sebagai pengukuh dasar atau
pemanis jari. Tanggai adalah alat yang digunakan/dipasang pada ujung jari
tangan para penari, agar kelihatan lebih manis dan lentik.
Disamping property
tanggai, dalam tari tanggai digunakan juga tepak. Tepak melambangkan abdi
penghormatan (sebagai lambing kehormatan pada tamu), alat tersebut digunakan
sebagai wadah/ tempat segala ramuan dan perlengkapan memakan sirih.
FUNGSI
TARI TANGGAI
A.
Fungsi
Tari Tanggai dalam Upacara Adat Perkawinan
Adapun fungsi
dari Tanggai yang digunakan dalam pesta perkawinan sebagai berikut :
v
Sebagai Lambang Kehormatan
v
Sebagai Hiburan
v
Sebagai Sarana Upacara
v
Sebagai Legitimasi
v
Sebagai Alat Pendidikan
B.
Fungsi
Tari Tanggai dalm Upacara Adat Penyambutan Tamu Kehormatan
v
Sebagai Lambang/ Simbol Kehormatan
v
Sebagai Hiburan
v
Sebagai Alat Pendidikan
URUTAN
GERAK DALAM TARI TANGGAI
-
Gerak masuk posisi sembah
-
Borobudur hormat
-
Sembah berdiri
-
Jalan keset
-
Kecubung berdidi bawah kanan
-
Kecubung berdiri bawah kiri
-
Kecubung berdiri atas kanan
-
Kecubung berdiri atas kiri
-
Ulur benang duduk
-
Tutur sabda
-
Sembah duduk
-
Tabur bunga duduk kanan
-
Tabur bunga duduk kiri
-
Memohon duduk kanan
-
Memohon duduk kiri
-
Tafakur kanan
-
Tafakur kiri
-
Siguntang mahameru kanan
-
Siguntang mehameru kiri
-
Kecibung duduk kanan
-
Kecubung duduk kiri
-
Stupa kanan
-
Stupa kiri
-
Mendengar duduk kanan
-
Mendengar duduk kiri
-
Borobudur duduk
-
Ulur benang berdiri
-
Elang terbang berdiri
-
Tolak bala berdiri kanan
-
Tolak bala berdiri kiri
-
Mendengar berdiri kanan
-
Mendengar berdiri kiri
-
Nyumping berdiri kanan
-
Nyumping berdiri kiri
-
Tumpang tali/ ulur benang berdiri kanan
-
Tumpang tali/ ulur benang berdiri kiri
-
Sembah berdiri
-
Borobudur hormat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar