Rabu, 14 Oktober 2015

Aku, Kelapa Sawit dan Alam


Sustainable Palm Oil

Gaya Hidup Konsumen Bijak


Minyak sawit adalah minyak nabati edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan beta karoten (dikenal dengan pro Vitamin A) yang tinggi. Tapi, saat sudah menjadi minyak goreng yang berwarna kuning keemasan berarti kandungan beta karoten itu sudah hilang. Palm Oil berasal dari daging buah sawit dan lebih tepat digunakan untuk membuat minyak goreng.

Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan makanan gorengan. Selain gampang dibuat, makanan gorengan dirasa lebih enak dibanding makanan yang direbus atau dikukus. Namun, seiring berkembangnya zaman, masyarakat mulai sadar akan dampak konsumsi makanan gorengan bagi kesehatan. Masyarakat Indonesia yang konsumtif akan minyak inilah yang berdampak pada tingginya angka permintaan produksi minyak goreng. Dan tanpa disadari sifat ini membuahkan tindakan perusakan lingkungan dengan tren pembukaan lahan yang ditujukan sebagai perkebunan kelapa sawit. Mongorbankan hutan-hutan yang sangat bermanfaat, pembukaan lahan yang ekstrim merugikan alam dan masyarakat sekitar.

Saya mengakui dan ikut andil atas makin buruknya kondisi lingkungan ini karena sifat KONSUMTIF. Saya tersadar setelah saya membuat opini ini, saya belum menjadi konsumen yang bijak. Saya bertempat tinggal di wilayah Sumatera dimana daerah saya menjadi komoditas penghasil kelapa sawit. Kegemaran saya menyantap gorengan memaksa penjual gorengan bahkan saya rela membeli minyak goreng secara berkelanjutan. Apalah hidup saya makan tanpa minyak goreng!

Oleh karena itu, saya ingin berbagi pengalaman saya belajar untuk menjadi konsumen yang bijak dalam memanfaatkan penggunaan minyak goreng (minyak sawit) dari beberapa Talkshow Kesehatan yang saya ikuti.

Manfaat Praktis Kelapa Sawit

Saya akan berbagi pengalaman menggunakan minyak sawit sebagai minyak goreng dan manfaat lainnya yang bisa atau kita sudah praktikkan sehari-hari.

1.       Sebagai minyak goreng
Kita dianjurkan memakai minyak goreng hanya 3 kali pemakaian. Dan dalam 3 kali pemakaian ini digunakan untuk menggoreng telur, sayur dan yang bersifat nabati. Bila kita gunakan untuk menggoreng bahan yang bersifat hewani maka minyak goreng pada pemakaian pertama telah berubah warna karena sering digunakan dalam suhu tinggi sehingga saat pemanasan akan terjadi proses degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari minyak goreng. Seperti saat menggoreng ikan, ayam, daging, dan lainnya. Maka dari itu untuk bahan hewani minyak goreng digunakan hanya 1 kali pemakaian saja.
Saran saya : Menggoreng bahan hewani hendaknya di panci anti lengket dengan sedikit minyak goreng saja. Ingin lebih sehat biasakan penggunaan kukusan pada makanan bahan hewani agar maanfaatnya diserap lebih banyak dan tentu menghemat biaya.

2.       Membantu mendinginkan kulit yang terkena luka bakar
Campurkan putih telur dan minyak kelapa sawit yang dingin lalu oleskan pada kulit yang terkena luka bakar tersebut.
Pengalaman saya : Nenek dan orang tua saya bila terkena luka bakar (mutung) biasanya mengoleskan minyak kelapa sawit dan garam pada kulit yang terkena luka bakar.

3.       Menetralisir Rasa Pedas
Masyarakat Sumatera rata-rata penyuka pedas termasuk saya sendiri. Saya biasanya menumis (menggoreng) sambal yang sudah saya racik dan giling agar rasanya tidak terlalu pedas dan bisa mengawetkan juga.

4.       Sebagai ramuan pijat/urut
Hal ini sudah dikenal sejak jaman dahulu, nenek dan orang tua saya sering menggunakan minyak sawit dingin untuk pijat/urut dengan menambahkan jeruk nipis dan bawang merah. Dan kebanyakan para sesepuh disini menggunakan racikan tersebut untuk pijat/urut sejak lama. Apakah anda sudah pernah mencoba?

5.       Sebagai bahan pembuatan kosmetik
Seperti yang kita ketahui minyak sawit merupakan bahan untuk pembuatan kosmetik seperti berbagai macam krim dan juga lotion.

Dari beberapa manfaat diatas maka kita mengetahui bahwa minyak sawit sebagai komoditas yang penting untuk membangun perekonomian, karena memiliki harga jual yang menarik dan cukup menguntungkan bagi pengusaha, dan bagi negara tentunya. Kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi , sehingga membuat banyak pengusaha berani menanamkan investasi modal yang tinggi pula bagi pembukaan lahan kebun kelapa sawit. Namun demikian, saat ini pembukaan perkebunan kelapa sawit mengorbankan lahan-lahan hujan tropis yang dimiliki negara Indonesia, sehingga banyak ditentang oleh berbagai kalangan. Dan baru-baru ini Indonesia dilanda kabut asap pekat karena pembakaran lahan yang disangka untuk lahan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Kalimantan. Bahkan negara tetangga seperti Singapore terkena dampak kabut asap yang bisa membuat masyarakat tidak mampu menghirup udara segar dan sehat. Inilah pekerjaan rumah Indonesia yang sesungguhnya dimana pengusaha bahkan pemerintah terkait harus mampu menegosiasikan bagaimana pembukaan lahan yang baik dan benar. Sekolah diliburkan dalam jangka waktu yang lama berakibat siswa tidak dapat belajar dan mengenyam pendidikan sepenuhnya. Bayi sampai dengan orang tua terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) karena udara tercemar.

Saya akan belajar untuk menerapkan Gaya Hidup Konsumen Bijak dan menakar penggunaan minyak sewajarnya. Menggunakan minyak skala rendah untuk menekan produksi minyak dan menghemat daya beli juga menjaga kesehatan saya dan lingkungan. Bila hutan kita habis maka habitat yang ada disana juga akan musnah. Apa yang Indonesia punya setelah Tanaman Kelapa Sawit sudah habis masa produksinya? Indonesia hanya memiliki tanah gersang, tidak ada air, tidak ada kehidupan. Saya tidak ingin bila saya menikah dan memiliki anak, saya dan anak saya tidak bisa melihat Harimau Sumatera secara langsung karena saat pembabakan hutan dan pembakaran hutan terjadi itu mengusir mereka dan membuat mereka kehilangan tempat persembunyian dan makanan. Mereka akan mudah ditemukan oleh manusia dan diburu.Orang Utan ditemukan terbakar dan kehilangan rumah mereka. Siapa yang salah dalam hal ini?

Harimau Sumatera kehilangan habitatnya karena pembakaran lahan hutan hujan tropis di wilayah Sumatera Selatan

Keluarga Orang Utan merupakan satwa yang dilindungi oleh Pemerintah, tapi sekarang mereka kehilangan rumah mereka.
Orang Utan ditemukan tewas terbakar di salah satu lahan pembakaran hutan.
“Kita sebagai manusia harus sadar apa yang kita perbuat dan mampu merugikan alam dan mahluk hidup”.

Saya yakin masih banyak orang pintar di Indonesia. Bantu kami, ajak kami untuk berprilaku yang bijak dalam menetapkan kelangsungan hidup. Ajak kami memperbaiki kondisi lingkungan hidup dan ciptakan produksi/hasil yang ramah lingkungan. Saya belajar dari saya, anda dan alam. Alam berubah karena anda, anda menjadi berbahaya karena saya. Saya yang konsumtif.
Sadari diri kita sendiri! Ayo buat perubahan! Jangan buat Indonesia menangis.

Oleh : Rizma Arimbi